“UU pornografi” dalam kehidupanku.

Beberapa waktu yang lalu gembar-gembor tentang pornografi cukup menjadi bahan pembicaraan yang menarik di negeri tercinta kita ini. Pro dan kontra menjadi sebuah perbincangan yang sangat dominan di media massa.

Sudah lama saya ingin berbagi akan hal ini kepada sahabat. Tulisan saya bahkan sempat saya simpan beberapa lama di sebuah catatan kecil.

Alhamdulillah akhirnya bisa juga saya bagikan sedikit cerita saya tentang hal ini, karena saya pikir ini bisa menjadi sebuah pelajaran bagi kita semua. Dan ada kegelisahan buat saya jika tidak menulisnya. Semoga bermanfaat.

Sahabat….

Terlepas dari pro kontra itu saya yakin dalam hati kecil kita. Kalau mau terbuka dan coba belah dada kita. Saya yakin kita tidak mau anak-anak dan generasi muda kita menjadi rusak hanya karena pornografi (baik yang pro maupun kontra).

Meraung-raung hati saya ketika melihat begitu mudahnya dalam mengakses hal-hal yang berbau pornografi. Situs-situs pornografi bertebaran luar biasa di sekitar kita….Astaqfirullah…

Berawal dari kondisi itulah yang membuat saya awal mula ragu-ragu untuk membuka sebuah usaha warnet. Alasan utamanya pornografi.

Bisa-bisa tidak barokah usahaku (batinku waktu itu). Maju-mundur…hingga suatu waktu saya pernah bilang sama Allah…”Gak mau ya Allah kalau seperti ini. Aku gak sanggup kalau masih ada pornografi..ya Allah”.

Sahabat…

Waktu itu aku sadar dengan betul bahwa dalam urusan internet ini ada banyak segi positif maupun negatifnya. Ibarat sebuah pisau. Bisa di gunakan untuk memasak di dapur. Tapi bisa juga di gunakan untuk menjambret atau bahkan membunuh orang.

Sempat berhenti lama untuk tidak memikirkan hal ini…

Tetapi seiring berjalannya waktu..

Kejadian demi kejadian justru seolah-olah membuatku seolah“dipaksa” oleh Allah untuk bergelut di dunia warnet ini.

Dimulai dari masuknya jaringan speedy di wilayahku, regulasi pemerintah untuk ngeblok situs-situs porn, dukungan keluarga, tempat yang sudah tersedia, dana yang sudah ada dalam pikiran (meski belum cair) sampai faktor-faktor pribadi akan pentingnya untuk banyak berbuat daripada bicara. Banyak memberikan perubahan daripada berteriak-teriak mengecam ini itu, serta tentu saja faktor-faktor lainnya.

Apa sikapku berubah dan mau buka warnet..

Tidak….Jawabku…Aku tetap “ngeyel” gak mau buka warnet. Alasanku karena masih banyak pula orang bisa membuka situs-situs berbau pornografi meski katanya pemerintah telah mengeluarkan dana yang besar-besaran untuk memblokir situs-situs berbau porno.

Jadi aktivitasku tetap kujalankan...masih sering ngenet juga di warnet dekat Rumah sakit tempat kerjaku. Aku bilang dalam doaku kurang lebih “Gak mau ya Allah..beri jalan yang terbaik”.

Hingga suatu saat kepahaman itu datang. Ketika keprihatinanku mulai menjadi-jadi Ketika aku sering berkunjung ke warnet-warnet. Aku belum menjumpai satupun warnet di dekat Rumah sakit tempat kerjaku (dekat kampus UNS juga) yang konsisten dengan “No Porn Site”.

Semakin menjadi-jadi lagi kekhawatiranku ketika melihat sendiri warnet yang rata-rata ada di kampus dan buka 24 jam. Ketika sudah diatas jam 22.00 siapa yang datang. Sahabat bisa tebak ???

Yupz..kebanyakan adalah kaum adam bukan begitu ???

Lalu apa yang di buka kira-kira ???

Gak usah saya jawab ???.

Batinku kenapa gak ada ya warnet yang seperti idamanku itu. Padahal internet mau tidak mau sekarang menjadi sesuatu yang tidak bisa tidak kita butuhkan.

Akhirnya …Bismillah aku berazzam membikin warnet dengan niatan seperti itu. Tentu saja tetap dengan sedikit ngeyel..he..he..he..” Ya Allah…Engkau berkehendak…maka aku serahkan dan pasrahkan urusan ini kepada-Mu ya Allah…bantu dan tolong aku”.

Aku pikir kegelisahan itu hampir sama, ketika aku membuat usaha sebuah Salon khusus muslimah karena melihat perlunya muslimah juga menjaga hijab mereka di sebuah tempat bernama salon. Dan belum ada yang peduli terhadap hal itu. Meski di sadari atau tidak muslimah adalah seorang perempuan juga. Perempuan yang tetap ingin tampil dengan baik tapi sesuai syariah. Makin cantik sesuai syariah., seperti slogan salon kami..he..he..he..)

Setelah ngobrol-ngobrol dengan kakak perempuanku, akhirnya dengan sedikit keberanian bisa berdiri juga salon khusus muslimah di Solo ( Alhamdulillah 2 tahun berjalan sudah buka 2 cabang baru ). Aku dan kakakku tidak ada basic sama sekali dengan Salon. Kakakku adalah seorang guru di sebuah sekolah negeri di Solo ( sampai sekarang masih aktif mengajar). Kami yakin kalau kita mau belajar apapun itu, pasti Bisa.

Gak pernah ada cita-cita dalam hidupku untuk membuat sebuah salon… weuich… apalagi aku seorang ikhwan. Dan bahkan sampai sekarang saya tidak bisa masuk ke salonku ketika ada pelanggan ( dan memang tidak boleh…he..he.. ada tulisan besar yang kubuat di depan pintu “Laki-laki di larang Masuk ).

Kembali ke soal internet…

Mulailah aku belajar sedikit demi sedikit tentang perkomputeran. Learning by doing salah satu yang aku lakukan dalam bisnis. Perlu sahabat ketahui bahwa duniaku sangat jauh dengan urusan per”komputeran”. Aku adalah seorang yang bekerja sebagai perawat (PNS) di sebuah rumah sakit negeri di solo.

Benar..awal-awal buka merupakan waktu yang melelahkan….di mulai dari membimbing operator warnet tentang komputer yang aku ketahui. Aku juga harus belajar untuk mencegah situs-situs porn di warnetku. Awal-awal aku mengikuti saran pak Ono Purba agar menggunakan open DNS, karena menurut dia itu yang paling efektif. Tetapi dalam praktekknya sayang sekali untuk “video sharing” yang masih ada bau porno belum maksimal bisa di tangkal seperti sebagian konten porn di youtube.

Sampai hampir 1 bulanan lebih, aku coba otak-atik dan mikir bagaimana cara terbaik untuk cegah hal itu. Akhirnya setelah try and error aku pindah ke sebuah K9 web protection, sebuah aplikasi yang lumayan bagus untuk mencegah hal itu. Meski aku harus setting setiap PC di warnetku dengan sofware ini. Aku atur juga daftar key search yang harus di blok.

Aku terus belajar dan belajar….

Sebagai langkah terakhir juga aku perintahkan kepada operator warnet untuk mengecek browsing klien lewat operator ( aku juga baru tahu ternyata sang operator itu bisa tahu situs apa yang kita buka, dan bisa menutup tampilan situs yang kita buka).

Untuk pelanggan yang di curigai setiap 10-15 menit aku perintahkan untuk mengecek apa yang dia buka. Jika ternyata kedapatan membuka situs-situs porn dan terlewat dari K9 maka akan di beri peringatan atau di tutup browsing dia lewat operator.

Di setiap bilik klien aku ada tulisan “No Porn site. Maaf internet zone “X” No porn site. Apabila browsing kesitus tersebuat akan di cegah oleh software anti porno. Apabila mengulangi lagi, secara otomatis securite alarm akan bekerja. Operator akan mengetahui detail apa yang anda buka. Setelah 2 X maka otomatis layer tertutup. Allah mengetahui apa yang anda lakukan. Maaf sebelumnya dan terima kasih”.

Akhirnya sudah sekitar 4-5 bulan aku buka usaha ini…Dan alhamdulillah banyak hal positif yang aku dapatkan…..banyak ilmu yang Allah berikan. Dan saya yakin itu sebagai bentuk kebarokahan dari sebuah usaha, disamping “kesenangan” hati saya ketika bisa melihat saudara lain bisa bekerja dengan usaha saya ini. Meski bisa di bilang bertambah kekayaan secara finasial belum begitu tampak, tapi kekayaan secara hati, jelas-jelas kami rasakan. Alhmadulillah..

Di dunia warnet, aku berkesimpulan ternyata “ Pemilik warnet mempunyai andil yang sangat dominan dalam pencegahan situs-situs pornografi”.

Semoga ada sahabat-sahabat lain yang mau bergerak untuk peduli akan hal ini. Aamin

Semoga bermanfaat

Aris El Durra

Di tulis sewaktu jaga malam. tgl 20 Desember 2008 jam 23 : 11 di bangsal Amarta RSJD Solo

Goresancinta.multiply.com

“If Allah you have, you have at all”

-warnet El Durra-


Masukkan Email Kamu Untuk Berlangganan Trik2 seperti ini

Jangan Lupa Baca Juga Yang Ini :

0 comments:


:f :D :) ;;) :x :$ x( :?
:@ :~ :| :)) :( :s :(( :o Posting Komentar